Thursday 6 August 2015

MENGISAHKAN AJAL TIBA SEORANG ANAK REMAJA




Hari demi hari barlalu akhirnya anakku hilang di telan waktu yang tidak bisa kita ajak berunding sama sekali, tegas dan tidak bisa kita suap, itulah yang disebut
dengan TAKDIR. Biar bagaimanapun kita mempersiapkan diri dengan telaten, kalau sudah takdir, kita tidak bisa menghelaknya. maka dari itu janganlah kita takut atau pun mengeluh  kalau misalnya ada anggota keluarga kita yang meninggal. Seperti saya yang kehilangan anak kesayangan, yang mengakibatkan hati ini hancur / perih terasa teriris - iris dengan pisau. Tetapi saya merasa sangat beruntung sekali karena kedukaan saya cuma sebentar tidak berlarut - larut. Karena saya cepat menyadari bahwa; untuk apa bersedih, anakku kan sudah bebas dari hukuman ( hidup ibarat di penjara ), orang yang bebas dari hukuman kan senang, berarti saya sendiri yang belum bebas dari hukuman makanya saya masih hidup seperti sekarang ini.
Foto waktu study banding di Jogja

Artinya; hidup ini penuh dengan penderitaan atau hukuman yang membuat hidup kita tidak pernah merasa nyaman / was - was dan merasa kekurangan terus. Oleh sebab itu janganlah kita terlalu berduka karena orang yang meninggal tidak senang di tangisi karena beliau sudah bebas dari hukuman dunia fana ini. Kita hanya bisa mendoakan kepergiannya dan berserah diri pada Sang Pencipta ( Tuhan ) agar kehidupan kita menjadi nyaman. 

Dari kepergian anakku tersayang, saya menyimpulkan hidup ini hanya menunggu ajal tiba ( kematian ), hanya waktunya saja yang berbeda dan Sang Waktu lah yang dapat menjawab takdir kita semua.



Anakku Swaktu SMP sedang melakukan perpisahan di Taman Ujung Karangasem.
Kebahagiaan yang meliputi dalam keluarga saya pada waktu itu, saya mempunyai anak yang berbakti terhadap orang tuanya. Anakku tidak pernah memberatkan atau meminta fasilitas yang berlebihan dan bahkan rela tidak bawa uang jajan ke sekolah demi membahagiakan dan tidak memberatkan orang tuanya. Di waktu kelas tiga SMP lah anakku hampir meninggal, karena pada waktu itu anaaku terserang sesak napas pada jam sekolah sampai pingsan sambil tangan memegang dadanya, napasnya hampir terputus dan kaku tidak bisa bergerak. Mungkin takdir anakku belum saat itu, anakku selamat dari maut dan sembuh total lagi saat itu juga seperti sedia kala. Saya akhirnya bersyukur kepada Sang Pencipta ( Tuhan ). 
Disini saya dapat pengetahuan secara tidak langsung bahwa kalau belum takdir kita meninggal, biarpun sampai sekarat sekalipun kita pasti akan selamat seperti anakku, kembali segar bugar lagi.


Cita - Cita Saya berharap pada anakku, penerusku, kebanggaanku, seperti yang ada di foto adalah propesiku sebenarnya. Ditinggal oleh anakku dan kebanggaanku pun sempat terhenti, karena merasa terpukul hati saya. Tetapi saya masih mempuyai dua putra lagi, makanya cepat lagi terpulihkan hati saya. Kangen sih tetap kangen tapi bersedih bisa saya kendalikan dengan terhibur dengan kedua putraku. 

Anakku yang telah tiada memang pintar, sampai melampaui kepintaran saya sebagai bapaknya dibidang komputer yakni; programer dan editing designer bahkan pintar membuat video game dengan gambarnya sendiri dan membuat web sampai dapat mengalahkan kakak kelasnya, padahal anakku baru masuk empat bulan di SMK N 1 Mas - Ubud. Begitulah keadaan anakku, sampai saya menaruh harapan besar pada anakku.


Anakku juga gemar memperdalam pengetahuannya di POTHANG ajaran TAO.
Disini lah banyak anakku mendapat pengetahuan tentang pengabdian, berbakti, sayang menyayangi ( welas asih ), dan vegetarian ( tidak makan daging ). Saya selaku orang tuanya sangat senang dan merasa bangga menjadi orang tuanya, karena anakku mau beelajar di Photang diselain masuk sekolah. Dan anakku menjadi desiplin, taat, dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Makanya kedua adik - adiknya saya juga menyuruhnya ke Photang untuk belajar seperti kakaknya. 
Saya sangat berterima kasih sekali kepada pendiri ajaran TAO yang rela mengajari kepada semua orang tentang kebaikkan, biarpun tanpa di bayar sama sekali. Saya salut ,,,



Foto anakku ketika di SMK N 1 Mas - Ubud

Inilah detik - detik menjelang ajal anakku tiba yang seperti foto diatas, anakku lagi latihan membuat drama dan anakku menjadi peran mati ditabrak mobil. Dari foto diatas kira - kira lagi beberapa harinya anakku meninggal persis seperti yang diperankan dalam pembuatan drama tersebut. Anakku membawa sepeda motor beat yang tidak pernah ngebut sama sekali, karena anakku disalip oleh mobil pick up dari belakang dan diserempet, akhirnya oleng dan jatuh ke kanan pas dari arah yang berlawanan datang sebuah mobil kijang dengan kecepatan tinggi dan ..... itu menurut kesaksian dari yang berwajib kepada saya. Saya pun pada waktu itu tidak menghiraukannya, karena anakku sudah tiada, bagiku itu semua tidak ada artinya sama sekali, dan saya pun tidak ingin mengetahui kebenarannya yang akan membuat hati saya menjadi lebih ancur lagi. Meninggalnya anak saya itu semuanya sudah disutradarai oleh Sang Pencipta, Beliau menciptakan dan Beliau pula lah yang mengambil anakku.
Disini lagi saya dapat sebuah Pengetahuan penting yang membuat hati saya menjadi lebih dewasa dari yang sebelumnya. 

Ada pertemuan pasti ada perpisahan, ada kelahiran pasti ada kematian, ada yang baik dah jelas ada yang buruk. Makanya kita sebagai manusia harus berbesar hati ( tabah ) untuk menghadapi kehidupan yang keras dan yang amat melelahkan ini.
Selamat jalan Putraku, semoga Engkau berbahagia, segala perbuatan / dosa - dosa yang telah engkau perbuat diampuni dan dapat menyatu pada Brahman ( Tuhan ).
Astungkara,,

Om Namah Civa Ya


Nah begitulah sedikit tentang anakku yang telah tiada, bahwa kehidupan dan kematian ( takdir ) seseorang tidak bisa ditentukan, kecuali Sang Pencipta itu sendiri.
Terima kasih  

No comments:

Translete

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Popular Posts